Alami Alergi Sabun Mandi? Ini 4 Cara Mengatasinya

Mengusap sabun mandi batang warna putih

 

Alergi sabun mandi bisa terjadi pada siapa saja yang memiliki sensitivitas tinggi terhadap bahan kimia atau alergen dalam sabun. Ciri utamanya adalah ruam merah hingga kulit bersisik yang gatal pada sekujur tubuh.

 

Namun, #SobatAlergi jangan sampai tertukar antara alergi dengan iritasi akibat sabun mandi. Maka dari itu, mari kenali ciri-ciri alergi terhadap sabun mandi yang dijelaskan lebih lengkap melalui uraian berikut:

 

Apa Itu Alergi Sabun Mandi?

Alergi terhadap sabun mandi, juga dikenal sebagai dermatitis kontak alergi, merupakan kondisi ketika sistem imun tubuh merespons zat (alergen) yang dianggap sensitif oleh kulit. Reaksi alergi yang muncul umumnya terdiri dari ruam kulit meradang berwarna merah muda, bersisik, serta terasa gatal.1,4

 

Ketika #SobatAlergi sensitif terhadap alergen yang terkandung dalam sabun mandi, maka reaksinya akan sedikit berbeda dengan produk kecantikan atau perawatan lain. Pada umumnya, ruam akibat dermatitis kontak alergi hanya muncul pada area kulit yang terpapar alergen.4

 

Tetapi, alergi akibat sabun mandi adalah pengecualian mengingat penggunaan sabun mandi mengenai seluruh tubuh serta dibilas. Hasilnya, ruam yang muncul berbentuk bercak-bercak serta menyebar. Wajah #SobatAlergi mungkin tidak terkena karena penggunaan sabun mandi hanya dari leher ke bawah.4

 

#SobatAlergi bisa mengalami alergi terhadap sabun mandi kapan saja, terlepas dari seberapa lama menggunakan sabun mandi tersebut. Intinya, #SobatAlergi kemungkinan besar memiliki sensitivitas terhadap alergen dari sabun mandi jika tiba-tiba mengalami ruam. Terutama bila tidak memiliki riwayat kondisi kulit seperti eksim.4

 

Ciri-Ciri Alergi Sabun Mandi

Alergi karena sabun mandi biasanya tidak langsung menimbulkan reaksi. #SobatAlergi mungkin mengalami reaksi setelah 12 hingga 72 jam terpapar alergen dalam sabun tersebut.5

 

Ketika kulit bereaksi, maka berbagai ciri berikut akan dirasakan:

  • Ruam dan bercak-bercak merah;
  • Gatal-gatal;
  • Kulit kering dan bersisik;
  • Sensasi terbakar pada kulit walaupun tidak ada luka;
  • Lebih sensitif terhadap matahari.5

 

Ciri-ciri tersebut bisa berlangsung mulai dari 2 hingga 4 minggu setelah kulit terpapar alergen.5

 

Pada sisi lain, #SobatAlergi juga perlu memahami ciri-ciri yang akan dialami ketika kulit mengalami iritasi akibat sabun mandi. Kondisi tersebut disebut sebagai dermatitis kontak iritan (non-alergi) dan tidak sama dengan dermatitis kontak alergi.4

 

Ciri-cirinya yang paling umum adalah kulit akan menjadi kering serta terasa gatal. Ini akan bertambah parah jika kulit #SobatAlergi semakin sering terkena paparan bahan penyebab iritasi (irritant).4

 

Adapun bahan penyebab iritasi dapat berasal dari surfaktan (bahan pembuat busa) yang berbasis sabun dengan pH lebih tinggi dari kulit. Itulah mengapa, lapisan pelindung kulit bisa mengalami iritasi. Lebih jelasnya, kulit kehilangan protein serta minyak esensial di dalamnya.4

 

Bahan yang Menyebabkan Alergi Sabun Mandi

Sabun mandi yang memicu alergi umumnya mengandung berbagai bahan di bawah ini:

 

  1. SLS (Sodium Lauryl Sulfate)

    Bahan paling umum adalah SLS, yaitu sejenis detergen dengan fungsi memecah lemak serta minyak. Selain itu, SLS juga bisa membuat sabun mandi jadi berbusa bila digosokkan ke tubuh.3

     

    #SobatAlergi perlu mengetahui mitos yang menyebutkan tubuh memiliki minyak yang kotor dan harus dihilangkan. Tetapi, sebenarnya manusia masih memerlukan minyak dengan jumlah tertentu untuk perlindungan.3

     

    Sedangkan, cara kerja SLS adalah memecah zat berminyak yang disangka sebagai zat asing. Ini termasuk minyak untuk menjaga kulit agar tidak kering. Itulah mengapa, penggunaan SLS yang berlebihan memicu kekuatan lapisan minyak pelindung melemah.3

     

    Lapisan minyak yang semula mampu menghalang alergen dari luar kini tidak lagi berfungsi optimal. Jadi, benda asing seperti alergen dapat masuk dengan mudah ke dalam kulit.3

     

  2. Myroxylon

    Berikutnya, ada myroxylon yang merupakan campuran sabun, sampo, serta parfum. Bahan ini mampu memperlambat penguapan. Sebanyak 60% hingga 70% myroxylon terbuat dari cinnamein, yaitu senyawa yang terkenal berpotensi memicu alergi.3

     

    Reaksi alergi paling umum adalah munculnya ruam merah atau eksim pada kulit. #SobatAlergi sebaiknya menghindari sabun mandi dengan kandungan ini jika memiliki kulit yang sensitif.

     

  3. Parahydroxybenzoic (Paraben)

    Bahan ini juga cukup umum ditemukan dalam produk sabun mandi dan produk perawatan lainnya, seperti sampo, deodoran, serta pasta gigi.

     

    Fungsinya adalah sebagai pengawet. Bila menggunakan sabun mandi dengan kandungan paraben yang besar dan dalam jangka panjang, maka akan memicu reaksi alergi. Sebab, #SobatAlergi akan mengalami akumulasi paraben.6

     

    Reaksi alergi yang berkepanjangan berisiko berkembang dan menjadi eksim. Jadi, segera hentikan bila mendapati pertumbuhan gejala alergi pada kulit.7

     

  4. Parfum (Wewangian)

    Wewangian umumnya terdiri dari campuran aldehid, ester, amina, hingga keton. Sulit menetapkan bahan apa yang memicu alergi. Bila sensitif terhadap salah satu bahan tersebut, maka reaksi yang timbul dapat berupa kulit gatal dan kering.3

     

    Fungsi utama wewangian sendiri bukan menjadi pembersih kulit. Itulah mengapa, #SobatAlergi bisa menggunakan sabun mandi tanpa kandungan wewangian.

     

Cara Mengatasi Alergi Sabun Mandi

Ketika #SobatAlergi bereaksi terhadap alergen dalam sabun mandi, coba lakukan berbagai cara berikut untuk mengatasinya2:

  • Mengonsumsi obat alergi dot biru dengan kandungan Cetirizine 2HCl 10mg sebanyak 1 kapsul.
  • Tidak menggaruk atau menggosok kulit untuk menghindari gejala alergi semakin parah;
  • Membasuh kemerahan pada kulit secara lembut dan perlahan minimal 2 kali per hari;
  • Mengompres area yang gatal atau pun perih dengan air dingin;

 

Pencegahan Alergi Sabun Mandi

Untuk mencegah alergi ini, sebaiknya lebih selektif ketika memilih produk sabun mandi. Hindari sabun mandi dengan wewangian, alkohol, hingga bahan pengawet (contoh: phenoxyethanol dan chlorphenesin).1

 

Hindari pula sabun dengan kandungan surfaktan dan detergen yang tinggi. Contoh bahan pembuat busa di antaranya sodium laureth sulfate, taurates, dan sullfosuccinates. Sebaliknya, #SobatAlergi bisa menggunakan sabun mandi berformula ringan yang bebas alergen tersebut.4

 

Demikian informasi tentang alergi sabun mandi yang penting untuk diketahui. Semoga #SobatAlergi bisa menghindari alergi ini setelah menyimak uraian di atas!

 

 

PP-INC-ID-0237-1
Referensi

  1. https://www.gooddoctor.co.id/hidup-sehat/kulit/ciri-ciri-alergi-sabun-mandi/ (Diakses pada 21 Oktober 2024)
  2. https://www.alodokter.com/komunitas/topic/reaksi-kulit-terhadap-sabun-mandi (Diakses pada 21 Oktober 2024)
  3. https://health.detik.com/hidup-sehat-detikhealth/d-1323065/bahan-bahan-di-sabun-mandi-yang-memicu-alergi (Diakses pada 21 Oktober 2024)
  4. https://www.allure.com/story/body-wash-allergic-reaction-dermatologist-advice (Diakses pada 21 Oktober 2024)
  5. https://www.healthline.com/health/allergies/contact-dermatitis#symptoms (Diakses pada 21 Oktober 2024)
  6. https://www.alodokter.com/komunitas/topic/paraben-2 (Diakses pada 21 Oktober 2024)
  7. https://www.halodoc.com/artikel/mengenal-dampak-kandungan-paraben-dalam-produk-kecantikan (Diakses pada 21 Oktober 2024)